Monday, February 02, 2009

The Danger of Unwanted Help

Sore kemarin teman-teman Nadya datang untuk main di rumah. Biasanya mereka datang jam 5 sore (sesudah TPA), tapi kali ini mereka datang lebih pagi jam 4an. Mereka minta ijin untuk membuat tenda di halaman..lengkap dengan mainan masak2an yang dipunyai Nadya, aku ijinkan dengan syarat sesudah main semuanya harus dibereskan lagi dan dikembalikan ke tempatnya.

Menjelang jam 5, mulai gerimis, langsung aku minta mereka untuk membereskan perlengkapannya dan bermain di dalam rumah saja. Sambil membantu mereka membereskan mainan, Nadya berkata, " Nanti yang melipat karpetnya aku ya..". Aku iyakan saja sambil lalu.. dan semakin mempercepat memasukkan mainan2 ke dalam kotak. Beberapa detik kemudian hujan turun, langsung aku angkat tenda dan karpetnya tanpa dilipat dulu.. dan begitu sampai diteras, otomatis aku langsung melipat tenda dan karpet, dibantu oleh salah seorang teman Nadya yang sudah agak besar (7 tahunan).

Melihat mamanya melipat karpet, Nadya langsung berseru, "Mama, kan aku yang melipat karpet!"
Ups!! langsung aku teringat permintaannya, Nadya langsung berkata, "Kan aku tidak minta ditolong, biar aku sendiri!".



Ya..ya... aku langsung tersadar kebiasaan jelek 'tidak sabaran'. karena sifat jelek yang satu itu, entahlah sudah berapa kali aku melukai perasaannya. Menolongnya tanpa dia minta atau tanpa aku bertanya terlebih dahulu.

Bahaya yang paling utama soal menolong tanpa diminta ini adalah tentang Trust - kepercayaan.. Pandangan terluka Nadya saat aku mengambil alih kerjaannya menunjukkan aku tidak mempercayainya untuk mengerjakan.

Meskipun aku selalu berusaha untuk mengoreksi kesalahanku, sepertinya aku harus lebih keras lagi
berusaha, supaya pengetahuan yang ada bisa mendarah daging kedalam kesadaranku. Sehingga pertanyaan, "Apakah butuh bantuan Mama?" selalu otomatis keluar dari mulutku.. dalam keadaan apapun (karena biasanya gak sabaran ku muncul saat aku lagi bad mood hi..hi..hi..)

No comments: